Seperti halnya umumnya orang lain,
setelah selesai kuliah kemudian cari kerja dan nikah. Demikian pula
dengan kehidupan yang kujalani, sejak setamat dari SLTA di kotaku di
Jawa Tengah, aku melanjutkan kuliah di Bandung di suatu universitas
ternama. Tahun 1994 adalah tahun kelulusanku dan di tahun itu pula aku
diterima di suatu perusahaan BUMN setelah melalui penyaringan beberapa
kali dan sangat ketat. Kehidupan ini kujalani seolah tanpa hambatan,
lancar-lancar saja, tidak seperti yang kebanyakan orang bilang bahwa
kehidupan ini penuh perjuangan dan sulit untuk mencari kerja. Hal ini
pernah aku syukuri bahwa ternyata aku diberikan banyak
kemudahan-kemudahan oleh Tuhan di dalam mengarungi kehidupan dijaman
serba sulit ini.
Karena telah merasa cukup dan sedikit
mempunyai kemampuan untuk membina rumah tangga maka pada tahun 1995 aku
beranikan diri untuk melamar dan melakukan kesepakatan untuk menikah
dengan seorang gadis cantik idamanku yang sejak semester awal kuliah aku
mengenalnya dan sejak saat itu pula aku bersepakat untuk pacaran. Sebut
saja namanya Erna, gadis asal Jawa Barat dengan kulit putih mulus yang
sangat terawat dengan rambut hitam kelam yang lebat. Hal ini sangatlah
wajar karena ditunjang dengan kemampuan materi orang tuanya yang sebagai
pengusaha. Perbedaan usia hanya satu tahun antara aku dan Erna yang
sekarang sudah menjadi istriku, aku lebih tua dan kini usiaku 36 tahun.
Banyak teman-temanku bilang bahwa aku
adalah laki-laki yang sangat beruntung bisa beristrikan seorang wanita
seperti Erna istriku. Di samping orangnya baik, supel, cantik, padat
berisi, kaya lagi. Bulu-bulu halus tumbuh agak lebat di lengannya yang
sangat mulus. Pernah seorang teman bilang bahwa “di jalan raya saja
jarang, apalagi di terminal”. Hal itu memang suatu kenyataan dan
merupakan gaya tarik yang sangat luar biasa yang bisa menimbulkan birahi
yang menggebu-gebu bila melihat istriku Erna telah melepaskan semua
pakaian yang menutupinya, dengan kulit yang putih mulus dan bulu-bulu
hitam lebat di antara pangkal kedua belah pahanya yang sangat kontras,
sungguh hal ini yang membuat aku semakin tak tahan untuk berpisah
lama-lama dengan istriku. Tinggi tubuh istriku 172 cm dan beratnya saat
ini sekitar 66 kg.
Kehidupan rumah tanggaku telah kujalani
dengan penuh kebahagiaan selama kurang lebih delapan tahun, apalagi pada
tahun ketiga pernikahanku telah lahir seorang anak laki-laki yang
tumbuh dengan sehat dan lucu yang kini telah berusia 5 tahun. Ditambah
lagi pada tahun ke enam pernikahan, kami pindah ke rumah yang kami beli
dari hasil jerih payahku sendiri selama ini walau hanya merupakan rumah
KPR bertype 45. Kalau dibandingkan dengan rumah mertua sangatlah tidak
seimbang dan istriku sangat menyukainya karena segala sesuatunya dialah
yang mengaturnya tanpa harus campur tangan orang lain seperti sebelumnya
yaitu di rumah orang tuanya.
Dirumah kami inilah awal dari segala
perubahan kehidupan yang aku rasakan sangat bahagia menjadi suatu
siksaan dan tekanan bathin yang menimpa diriku hingga kini. Awalnya
setelah hampir setahun tinggal dirumah sendiri, istriku berangsur-ansur
sudah mempunyai kebebasan, keleluasaan termasuk untuk menyampaikan
uneg-unegnya yang selama ini terpendam, yang aku sendiri sebagai suami
telah disadarkan bahwa ternyata didalam kehidupan seksual istriku masih
banyak ketidak puasan atas sikap dan kemampuanku sebagai seorang suami
selama ini. Memang selama ini aku didalam melakukan hubungan senggama
tidak bisa bertahan lama, paling lama mungkin hanya 20 menit itupun
kalau aku dalam kondisi fit.
Walau sebelumnya sudah melakukan pemanasan dan aku sering melihat, merasakan bahwa memek istriku sudah basah pertanda adanya rangsangan. Tragisnya bila pemanasan dilakukan terlalu lama maka semakin aku tak tahan untuk berlama-lama. Aku telah berusaha berkali-kali untuk pengaturan waktu agar terjadi kelambatan dan penundaan dalam penyemprotan (ejakulasi), semua itu pasti mengalami kegagalan. Yang aku rasakan bila sedang berhadapan dengan istriku dalam melakukan senggama adalah gairahku yang menggebu dan kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara bila Kontolku telah kumasukan dalam memeknya, dan berikutnya aku slalu tidak bisa mengendalikan diri lagi sehingga dalam tempo yang singkat pertahananku pasti tak terbendung lagi. Perlu diketahui bahwa sejak pernikahan hingga kini hampir tiada perubahan atas alat kewanitaan istriku, selalu terasa sempit dan nikmat. Hal ini dimungkinkan karena pada saat melahirkan anakku satu-satunya dengan cara Caesar sehingga secara phisik tidak banyak perubahan.
Walau sebelumnya sudah melakukan pemanasan dan aku sering melihat, merasakan bahwa memek istriku sudah basah pertanda adanya rangsangan. Tragisnya bila pemanasan dilakukan terlalu lama maka semakin aku tak tahan untuk berlama-lama. Aku telah berusaha berkali-kali untuk pengaturan waktu agar terjadi kelambatan dan penundaan dalam penyemprotan (ejakulasi), semua itu pasti mengalami kegagalan. Yang aku rasakan bila sedang berhadapan dengan istriku dalam melakukan senggama adalah gairahku yang menggebu dan kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara bila Kontolku telah kumasukan dalam memeknya, dan berikutnya aku slalu tidak bisa mengendalikan diri lagi sehingga dalam tempo yang singkat pertahananku pasti tak terbendung lagi. Perlu diketahui bahwa sejak pernikahan hingga kini hampir tiada perubahan atas alat kewanitaan istriku, selalu terasa sempit dan nikmat. Hal ini dimungkinkan karena pada saat melahirkan anakku satu-satunya dengan cara Caesar sehingga secara phisik tidak banyak perubahan.
Aku telah berusaha untuk mengkonsumsi
obat-obatan dan sering pula untuk konsultasi ke dokter tetapi hasilnya
belum juga adanya hasil dan perubahan yang diharapkan atas daya tahanku.
Pada awal-awal pernikahan dulu, aku bisa melakukan senggama
berulang-ulang hingga 4 atau 5 ronde dalam semalam dan itupun umumnya
yang ke 4 atau ke 5 yang mempunyai daya tahan dan dapat mengimbangi
kemauan istriku. Tapi saat ini dua rondepun sangat sulit aku lakukan,
biasanya bila telah mengeluarkan sperma, tubuhku terasa lunglai dan
ngantuk yang amat sangat. Mungkin hal ini akibat berat tubuhku yang
sudah tidak seimbang lagi dengan tinggi tubuhku di mana perutku sudah
membuncit dan sama sekali tidak atletis. Tinggiku 174 cm dan beratku 86
kg.
Sejak masa SLTP aku mempunyai kegemaran
atau hobi yang hingga kini masih sering aku lakukan. Kegemaran tersebut
adalah bermain Catur. Kegemaran ini sering aku lakukan dengan
orang-orang atau teman pada saat-saat senggang dan sudah merupakan
rutinitas hingga kini yaitu pada setiap Jumat malam. Biasanya aku
bermain catur dengan seorang tetanggaku yang bernama Mustafa.
Kadang Sabtu malam pun bila sama-sama
tidak mempunyai acara lain, kami asyik bermain catur hingga kami
betul-betul sudah capek dan suntuk. Sabtu dan minggu kebetulan sama-sama
merupakan hari libur buat kami berdua. Dia kami kenal sejak pindah di
perumahan yang kami tinggali saat ini 2 tahun yang lalu. Meskipun sudah
mapan hidupnya, punya rumah dan mobil bagus, sedangkan usianya mendekati
angka 33, dia belum juga menikah. Setiap kali ditanya, jawabannya
selalu sama, belum menemukan calon yang sesuai.
Orangnya tampan, tinggi menjulang,
mungkin sekitar 183 cm. Tubuhnya pun bagus; tegap, padat, dan berisi.
Disamping gemar bermain catur, dia juga mempunyai jadwal rutin untuk
tennis, fitness, dan renang. Mustafa inilah yang akhirnya semakin
membuat bathinku menjadi tertekan dan tak berkutik untuk menghadapai
gelombang percaturan cinta istriku hingga kini.
Dengan media papan catur ini, hubungan
antara keluargaku dengan Mustafa menjadi akrab dan dekat. Kedekatan yang
masih dalam batas wajar-wajar saja, begitupun hubungan antara istriku
Erna dengan Mustafa, masih dalam etika kewajaran tanpa ada sesuatu yang
perlu dicurigai. Sudah menjadi kebiasaan istriku, bila kami sedang
bermain catur dan anakku sudah lelap tidur, istriku ikut juga menemani
sambil memberikan dukungan untuk menyediakan secangkir kopi dan aneka
camilan. Karena sudah terbiasa dan akrab, dalam menemani kami bermain
catur, istrikupun dalam berpakaian juga biasa saja yaitu kadang pakai
celana pendek ataupun baju tidur dan biasanya istriku hanya mampu
menemani hingga jam 12 malam yang selanjutnya berpamitan untuk tidur
lebih dulu. Permainan catur ini kami lakukan diruang keluarga dengan
beralaskan karpet dan kadang dalam menemani kami, istriku menggelar
kasur lipat sambil nonton TV.
Aku pernah beberapa kali melihat mata
Mustafa mencuri-curi pandang pada bagian-bagian tubuh indah istriku pada
saat menemani kami bermain catur ataupun pada saat istriku sedang
tiduran dikasur lipat tapi semua itu aku abaikan. Dan pernah aku rasakan
permainan catur Mustafa sangat tidak bagus dan kurang kosentrasi, dan
setelah aku cari tahu penyebabnya ternyata aku melihat bahwa matanya
sering terarah ke paha mulus istriku yang saat itu duduk disebelahku.
Inipun aku abaikan bahkan aku merasa bangga mempunyai istri yang memang
penuh dengan kekaguman. Tapi suatu Jum”at malam kira-kira enam bulan
yang lalu, pada saat permainan catur baru beberapa babak, aku merasakan
kantuk yang amat sangat setelah minum kopi yang disediakan istriku dan
hal ini kusampaikan pada istriku yang saat itu menemani kami. “Ma.. Papa
kok ngantuk berat yaa..” “Masak sih.. Papa khan udah minum kopi? Masak
masih ngantuk juga..”
Dan berikutnya aku nggak bisa tahan
lagi, aku terlelap dan tak ingat apa-apa lagi. Apakah Mustafa langsung
pamitan pulang, akupun tak tahu. Yang aku tahu pagi-pagi aku bangun
dalam posisi ditempat tidurku dalam kondisi tubuh yang sangat segar.
Jum‘at malam berikutnya berjalan biasa
saja, permainan caturku dengan Mustafa berakhir hingga jam 12 malam dan
Mustafa berpamitan untuk pulang. Begitu juga dengan Jum”at malam
selanjutnya tanpa ada rasa kantuk tapi Sabtu malam kami bermain catur
lagi karena sama-sama tidak mempunyai acara masing-masing dan rasa
kantuk menyerang aku lagi sekitar jam masih menunjukan pkl 10.15 malam.
Kali ini aku pamitan untuk tidur dan Mustafa kuanjurkan untuk pulang.
Pada saat masih tersisa kesadaran sebelum terlelap, aku sempat istriku
berbicara sama seseorang sesaat setelah mengantarku ke kamar tidur dan
kejadian selanjutnya aku tak tahu apa-apa.
Timbul tanda-tanya dan curiga pada
diriku, kenapa rasa kantuk begitu tiba-tiba, dan akhirnya aku sempat
curiga telah terjadi sesuatu pada istriku apalagi akhir-akhir ini
tampilannya tambah seksi dan merias diri. Aku tidak mau sembrono dengan
semua ini dan aku tidak mau menyakiti istriku atas kekeliruan akibat
kesalah dugaanku yang tanpa bukti. Maka pada saat menjelang tiba jadwal
catur rutinku dengan Mustafa, aku mempersiapkan diri mengatur strategi
agar semua apa yang ada dibalik kecurigaanku bisa terjawabkan. Sekitar
jam 7 malam, aku telah mengkonsumsi (minum) obat anti kantuk. Hal ini
aku lakukan karena aku telah curiga bahwa didalam minuman kopi yang
disediakan istriku telah dicampuri obat tidur.
Permainan catur dimulai sekitar jam
19.30, semua berjalan seperti biasanya. Istriku menemani dengan tampilan
terkesan sangat ceria. Kopipun aku minum seperti biasanya tapi hanya
seperempat gelas saja. Sekitar jam 10.00 malam, aku merasa sedikit
kantuk, dan sesuai strategi dan rencana, aku pura-pura ngantuk sekali
dan selanjutnya aku pura-pura tak tahan lagi sehingga istriku memapahku
ke tempat tidur. Beberapa saat kemudian, sayup-sayup terdengar istriku
melakukan dialog dengan seseorang dan dengan perlahan-lahan aku intip
dari lubang kunci, ternyata istriku sedang duduk berhadap-hadapan
diantara papan catur dengan Mustafa. Mereka seolah-olah lagi bermain
catur.
Beberapa menit kemudian istriku beranjak
menuju kekamar tidurku dan buru-buru aku segera memposisikan diri
seolah tertidur lelap. Istriku menggoyang-goyangku seolah mau
membangunkanku.
“Pa.. Pa.. gimana nih caturnya? Mau
dilanjutin?” Aku diam seolah pulas sekali dan istriku keluar kamar yang
sebelumnya menyelimutiku dan menghidupkan lampu tidur dikamarku. Sekitar
dua menit kemudian, aku mencoba mengintip lagi dari lubang kunci,
ternyata papan catur telah ditinggalkan begitu saja. Diantara kerasnya
suara TV, aku masih sedikit mendengar bahwa istriku telah melakukan
aktifitas, apa itu, akupun belum tahu.
Kemudian aku ambil kursi rias yang ada
dikamarku secara perlahan dan kutaruh dekat pintu. Dengan harapan aku
bisa melihat aktifitas istriku melalui ventilasi diatas pintu kamarku.
Betapa terkejutnya aku, ternyata istriku sedang berpagutan mesra di atas
kasur lipat dengan Mustafa. Tubuhku secara mendadak menggigil dan
mengeluarkan keringat dingin. Aku bingung dan serba salah, apa yang
harus aku lakukan, aku tak tahu. Sejenak aku ingin membuka pintu dan
menghentikan tindakan pengkianatan yang dilakukan istriku dan Mustafa,
tapi keberanian itu menjadi padam begitu aku teringat bahwa istriku
sering mengeluh atas ketidak mampuanku untuk bertahan lama dalam
senggama. Aku bingung dan kulihat lagi mereka yang ternyata tangan kanan
Mustafa telah menyelinap didalam celana pendek istriku.. Och.. semakin
aku tak mampu berbuat apa-apa.
Sekilas sempat aku berpikir mungkin
perbuatan mereka kali ini bukan yang pertama kali dan semakin aku yakin
bahwa selama ini istriku telah sengaja memasukan obat tidur pada kopiku
sehingga mereka leluasa untuk bermain catur birahi dan dengan demikian
maka tetangga yang lain tak akan pernah curiga.
Mustafa dengan semangatnya melahap
bergantian kedua puting susu dihadapannya dan tangannya yang berotot
telah berhasil memelorotkan celana pendek istriku. Aku hanya termangu
menyaksikan aksi mereka berdua yang nampak saling semangat dan saling
menyerang. Jantungku semakin berdebar. Sesaat kemudian mereka berdiri
sambil melepaskan pakaian masing-masing, sesaat kemudian baik istriku
dan Mustafa telah telanjang bulat.
Mereka benar-benar terlihat sangat
serasi. Mustafa yang macho dengan tubuhnya yang berotot, dan istriku
yang cantik nan bohai, dengan bodinya terawat baik akibat rajin minum
jamu dan berolahraga. Kontol Mustafa telah berdiri kencang dan tegak,
diameternya tidak beda jauh dengan punyaku, sekitar 4,5 cm, tapi
panjangnya lebih panjang punya Mustafa, mungkin sekitar 20 cm.
Istriku dipepetkan ditembok, mereka
saling berciuman dengan ganas sekali, tangan kanan istriku meremas-remas
Kontol Mustafa dan tangan kanan Mustafa menggesek-gesek memek istriku.
Terlihat istriku tidak sabaran, Kontolnya Mustafa diarahkan ke memeknya
dengan sedikit kaki kiri istriku diangkat Mustafa maka masuklah senjata
Mustafa pada memeknya, terlihat istriku memejamkan mata. “Oooch.. kocok
Dik Mustafa.. kocok..”
Dengan gerakan naik turun, Mustafa
mengocok berulang-ulang dan tubuh indah mereka berdua semakin mengkilap
karena keringat. “Cek.. cek.. pleek.. plek.. ceck..” Sesaat kemudian
kocokan Mustafa berhenti “Mbak Erna.. enak sekali memeknya.. terasa
kenyuut-kenyuut..” “Kontolmu juga Dik Mustafa.. gagah perkasa..”
Kemudian gantian kaki kanan istriku diangkat dengan tangan kiri Mustafa
dan kocokan dilanjutkan lagi. “Och.. ooch.. enak Dik.. teeruuss.. kocok
teruuss..” “Mbak.. aku mau keluar Mbak..” “Jangan dulu Dik Mustafa..
jangaann.. akuu masih pingiinn lama-lama Dik” “Nggak tahaann Mbaak.. aku
nggaak tahan.. uenaakk Mbakk..” Terlihat Mustafa menghentikan
kocokannya dan semakin menekan dalam-dalam Kontolnya dalam memek
istriku.. “Ma’af Mbak.. aku nggak tahaann.. ma’aaf.. oocchh.. oocchh..”
Istriku memeluk erat-erat tubuh Mustafa seolah nggak mau dilepas
seterusnya..
“Kenapa buru-buru dikeluarin Dik.., aku
belum dapet lho..” “Sabar Mbak.. betul-betul aku nggak tahaann..
wuennaakk buuanget.. memek Mbak hangett sekali dan waouw.. suereett
Mbaak..” Sesaat kemudian terlihat Kontol Mustafa terlepas dari memek
istriku dan dibarengi tetesan sperma dari dalam vagina istriku dan
istriku mengambil handuk kecil untuk mengeringkan keringat serta
membersihkan memeknya. Oochh hanya segitu kemampuan si Mustafa
(pikirku), aku agak lega ternyata kemampuannya tidak beda jauh dengan
kemampuanku. Aku menghela nafas panjang, dan berharap mudah-mudahan
istriku menjadi kapok karena tidak terpuaskan oleh Mustafa dengan begitu
pasti tidak akan mengulanginya lagi. Tapi.. kenyataannya lain dari
dugaanku.. Mustafa betul-betul dapat layanan spesial dari istriku,
diambilkannya segelas air minum dingin dan diminum bergantian dengan
istriku. Sambil bersandar di dinding, kaki Mustafa diselonjorkan dan
istriku mendekati Mustafa dengan duduk berhadapan diatas pangkuannya
“Mbak.. susunya masih kenceng dan
bulu-bulu memek Mbak yang lebat ini (sambil tangan kanan Mustafa
mengelus mesra memek istriku), membuatku ingin tiap malam bertandang
kerumah Mbak ini..” Sama Dik Mustafa.. aku sendiri tiap hari rindu sama
Kontolmu yang ini..”, (sambil tangan kanan istriku mengelus Kontol
Mustafa yang masih lunglai).. Mereka saling kecup dan saling pagut
kembali, tangan kiri Mustafa memeluk punggung istriku dan tangan
kanannya mengelus-elus secara bergantian gumpalan bokong istriku yang
mulus dan menggairahkan, sesekali jari tengah Mustafa mengusap memek dan
permukaan anus istriku sehingga istriku melakukan gerakan-gerakan
berkedut akibat geli-geli nikmat “Ouuw.. ouucwww.. woouuwww.. geli Dik
Mustafa..” Tak kalah lihainya, tangan kanan istriku meremas-remas Kontol
Mustafa yang sudah agak mulai mempunyai semangat baru.
Tubuh Mustafa bergeser kearah kasur
lipat yang sedari tadi belum dimanfaatkan sambil istriku tetap
dipangkuannya. Dan sekarang istriku dalam posisi diatas dan masih
menunduk karena pagutan yang terlihat mulai panas kembali. Kedua tangan
Mustafa meremas-remas bongkahan bokong istriku yang semakin lama
bergerak berputar-putar tak karuan. Istriku terlihat mulai bangkit lagi
semangatnya yang terpendam akibat belum terpuaskan. Kecupan demi kecupan
istriku menjalar dari bibir Mustafa, ke leher, ke bukit dada dan puting
Mustafa, ke perut Mustafa yang bagaikan papan penggilasan, dan terakhir
berhenti sejenak mengulum membasahi helm Kontol Mustafa yang sudah
berdiri tegak siap perang kembali. Istriku terlihat sudah nggak tahan
begitu melihat Kontol Mustafa tegak menantang, dan segera dituntun untuk
dimasukkan ke dalam memeknya. Diputar-putar kepala Kontolnya di bibir
memeknya yang sedikit berlendir dengan tangan kanannya dan sesaat
kemudian, blless.., istriku sedikit menjerit histeris.
“Woouuwww.. heehhii.. heehhii..” Tubuh
istriku sedikit bergetar dan diam sejenak sambil kedua tangannya
bertumpu pada bidang dada Mustafa, sebaliknya kedua tangan Mustafa
meremas-remas buah dada istriku. Mulanya dengan gerakan sedikit memutar
dan kemuadian istriku menaik turunkan pantatnya.
“Teruuss Mbak.. terruuss Mbak..
teerruuss..” “Kocok Mbak Erna sayang.. kocokk.. putaarr.. dan..
teerruuss..” “Woouwww.. woouwww.. enakk Dik.. woouwww..” Sambil sedikit
membungkuk, istriku melakukan gerakan tarik tekan berulang-ulang,
semakin lama semakin cepat dan beberapa saat kemudian..
“Woouuwww.. woouuwww.. akuu mau keluar
Dik Mustafa.. woouwww..” Gerakan tarik tekan istriku semakin kenceng dan
mendadak terdiam sambil pantatnya berdenyut-denyut menekan-nekan..
“Woouuwww.. woouwww.. aakkuu keluar Dik Mustafa saayyaanngg..” Mereka
saling berpelukann erat dan pantat istriku masih berdenyuutt kenyuutt
menekan-nekan seolah-olah Kontol Mustafa akan dilahap dimasukkan kedalam
memeknya sedalam-dalamnya tanpa sisa.. “Wwoouuwww..”
Napas istriku terlihat tersengal-sengal
dan berangsur-angsur menjadi diam tanpa gerakan sedikitpun karena
lunglai kenikmatan yang habis diraupnya. Bibir Mustafa dikecupnya
berulang-ulang.. “Terimakasih Dik Mustafa.. terimaksih.. wuennaakk
sekali..” Mustafa mulai sedikit melakukan gerakan menaik turunkan
Kontolnya di memek istriku perlahan-lahan dan gerakan itu rupanya
disambut oleh istriku yang masih ingin mencari kenikmatan-kenikmatan
yang sudah lama tidak didapatkan dari aku suaminya.
Dengan posisi sedikit dirubah, istriku
bertumpuh dengan kedua lututnya di samping pinggul kiri kanan Mustafa,
istriku mulai memompa dan menggosok-gosokan memeknya pada tiang
kemerdekaan Mustafa. Perlahan tapi pasti dan semakin lama semakin cepat
kocokan-kocokan yang dilakukan mereka berdua. Istriku dengan gerakan
angkat tekan dan Mustafa gerakan tarik dorong ke atas
sekencang-kencangnya dan itu semua menimbulkan bunyi. Istriku mulai
terpancing lagi dan.. “Zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww.. zzhh..
woouwww..” “Terruuss.. yyaa.. teerruuss.. hmemmhh.. yaa..”
Gerakan mereka berdua semakin berpacu..
kencang.. dan keraass seolah mereka mau mengakhiri semuanya dan.. “Aku
mau keluar lagi Dik Mustafa sayaangg.. teerruuss.. teerruuss..” Mendadak
istriku memeluk erat bukit dada Mustafa, gerakan sama sekali berhenti
dan kembali lagi bongkahan pantat istriku berdenyut-denyut menekan-nekan
tanda kenikmatan yang tiada tara. “Mbak Erna.. memeknya semakin licin
dan kenyuutt-kennyuutt Mbak” “Wuenakk Mbak.. Kontolku terasa
dipijit-pijit.. Mbak Erna sayaang..” Setelah berhenti melakukan gerakan
beberapa saat, istri langsung dibalik oleh Mustafa sehingga posisinya di
bawah. Ternyata Mustafa belum sampai final. Dengan rakusnya Mustafa
menghisap puting susu istriku yang semakin memerah dan kenceng.
Istriku menggelinjang-nggelinjang
ke-enakan dan pantat Mustafa mulai memompa naik turun. Gerakan Mustafa
memompa naik turun lama sekali. Kemudian Mustafa menghentikan kocokannya
dan akhirnya kaki kiri istriku diangkat tegak lurus dan
ditekan-tekannya Kontolnya sekencang-kencangnya. “Teruuss.. teruuss..
Dik Mustafa.. teruuss.. dinding rahimku terasa tersundul-sundul..
wuennaakk Dik.. teruuss dikk..” Mustafa mengganti kaki kanan istriku
yang sekarang diangkat dan tekanan demi tekanan semakin membuat keringat
mereka berdua bercucuran.
Dalam hatiku, edan tenan tetanggaku ini.
Di satu sisi dia sebagai lawan seru caturku. dan disisi lain ternyata
dia menjadi lawan tanding birahi seks istriku. Aku mangaku kalah dalam
mengontrol daya tahan tetapi aku tak boleh menyerah.. aku harus bisa..
tapi.. apa mungkin aku bisa. Aku sedari tadi diam tertegun melihat
keganasan mereka berdua dan aku hanya bisa meremas-remas Kontolku yang
basah karena lendir akibat terangsang hebat. Tubuhku terasa kelu dan
kaku karena depresi, tegang dan amarah yang menjadi satu. Kulihat lagi
permainan mereka, dan ternyata kini kedua kaki istriku diangkat dengan
cara tangan kiri Mustafa memegang pergelangan kaki kanan istriku dan
sebaliknya tangan kanan Mustafa memegang pergelangan kaki kiri istriku.
Yang menjadi iri dan aku tertegun, selain Mustafa masih mengocok
Kontolnya, kedua kaki istriku dimainkan dengan cara dirapatkan tegak
lurus dan kemudian dikangkangkan, begitu terus berulang dan terlihat
dari mimik wajah istriku, dia menikmati semua gerakan yang dilakukan
oleh Mustafa.
“Ech.. ouw.. ouw.. yaou.. teruuss..
terruss.. oeii..” Beberapa menit kemudian gerakan maju mundur Mustafa
semakin kencang dan.. “Mbak.. aku nggak kuat lagi Mbak.. aku keluarin
didalam yaa..” “Nggak papa Dik.. semprotkan semuanya di dalam.. ayoo..”
Dan gerakan Mustafa mendadak berhenti sambil memeluk kedua kaki istriku,
pantatnya semakin ditekankan ke depan dan berkedut-kedut. “Oochh..
ouch.. creett.. creutt.. cruutt..” Mustafa pun rebah dipelukan istriku..
*****
*****
BalasHapusModel Majalah Dewasa
Video Mesum Indonesia
Inilah Foto Topless Pamela Safitri Duo Srigala
Video Tersembunyi di Pijat Plus-Plus
Luar Biasa Begini Cara Seleksi Therapist Spa Plus-Plus
Inilah Foto Pemerkosaan Yang Dilakukan 2 Mahasiswa Di Amerika
Inilah Foto Pemerkosaan Di Restoran China
Inilah Foto Polisi Meksiko Bercinta Di Pinggir Jalan
Inilah Foto Pasangan Australia Tertangkap Basah Berhubungan Seks Di Jalan
Inilah Foto Seksi Echa Frauen di Majalah Max
Inilah Foto Pose Seksi SPG Seoul Motor Show 2015
Inilah Foto Gadis 16 Tahun Yang Diperkosa Bapak Angkat
Inilah Foto Kayla Mooney Guru Cantik Yang Cekoki Muridnya Dengan Miras Kemudian Bercinta
Inilah Foto Pasangan Muda Berhubungan Seks Di Jalan
Luar Biasa Iwan Sering Mengintip Tetangganya Sedang Mandi
Aduhai Cantiknya Gadis Cleaning Service Ini
Astaga Makanan Untuk Bebek Disajikan Untuk Manusia
Aneh Pria Ini Menari Dengan Telanjang Bulat Di Depan Kamera Pengawas Lalu Lintas
Astaga Diperkirakan Angin Topan Masyak Menerjang Filipina
Wow Suami Istri Nekat Mandi Di Kolam Air Mancur Tengah Kota
Luar Biasa Eko Bisa Menghasilkan 150 Juta Dari Akun Facebook