Aku bangun kesiangan. Kulirik jam
dinding…ah… pukul 8 pagi…Suasana rumahku sepi. Tumben, pikirku. Segera
aku meloncat bangun, mencari-cari istri dan anak-anakku..tidak
ada…Ahh…baru kuingat, hari Minggu ini ada acara di sekolah anakku mulai
jam 9 pagi. Pantas saja mereka sudah berangkat. Istriku sengaja tidak
membangunkan aku untuk ikut ke sekolah anakku, karena malamnya aku
pulang kantor hampir pukul 4 pagi. Yah, beginilah nasib auditor kalo
lagi dikejar tenggat laporan audit. Untung saja, ada anggota timku yang
bisa mengurangi keteganganku. Ya, Agnes tentunya, yang semalam telah
memberikan servis untukku. Baginya, bersetubuh dengan lelaki lain selain
suaminya bukan hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak
mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Prinsip
mereka, yang penting pasangan tidak melihat kejadian itu dengan mata
kepala sendiri. Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Sebenarnya jam
11 malam kami sepakat untuk pulang kantor, tapi ternyata aku dan Agnes
sama-sama lagi horny.
Akhirnya, terjadilah seperti yang sudah
kuceritakan diatas. Tak terasa, aku mulai horny lagi. kontolku
pelan-pelan mengangguk-angguk dan mulai mengacung. “Walah…repot bener
nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, di rumah tidak ada
pembantu, karena istriku, Indah, lebih suka bersih-bersih rumah sendiri
dibantu kedua anakku. “Biar anak-anak gak manja dan bisa belajar
mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. Aku setuju
saja. Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD BF.
Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku,
aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan
kuurut dan kukocok kontolku.
Tampak dari ujung lubang kontolku
melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku sudah memuncak. Aku pun
teringat Linda, sahabat istriku. Kebetulan Linda berasal dari suku
Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah,
dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama
keluarganya. Ya, aku memang sering berfantasi sedang menyetubuhi Linda.
Tubuhnya mungil, setinggi Agnes, tapi
lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat
putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pantatnya yang membulat
indah, sering membuatku ngaceng kalo dia berkunjung. Aku hanya bisa
membayangkan seandainya tubuh mulus Linda bisa kujamah, pasti nikmat
sekali. Fantasiku ini ternyata membuat kontolku makin keras, merah padam
dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda…seandainya
aku bisa menyentuhmu..dan kamu mau ngocokin kontolku..begitu pikiranku
saat itu. Lagi enak-enak ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan
Linda, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil
istriku. “Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu… Oh my gosh…itu suara
Linda…mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak
kedengaran? Linda memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku,
karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya.
Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri,
tau-tau Linda udah nongol di ruang tengah, dan…
“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu
lagi ngapain?” “Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa
pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu. Orang
yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku
dan straight, langsung melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake
celana, Cuma kaos aja. Ngaceng pula. “Kamu dateng ok gak ngabarin dulu
sih?” aku protes. “Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang,
nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi
didepanku. “Yee…namanya juga lagi horny…ya udah mending colai sambil
nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah,
self service,”sahutku. “Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak
risih apa?” “Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga
dtitutupin? Telat donk,”kilahku. “Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit
dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Linda beranjak dari
duduknya, dan pamit pulang. Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu
lah…,”pintaku.
“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya. “Bentar deh Lin. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya. “Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya. “Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.” “Gimana?” Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam. Sejurus kemudian.. “Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir. “Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?” ”Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang.
“Apaan sih, orang aku mau ngajak Indah jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya. “Bentar deh Lin. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya. “Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sambil melotot. “Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya. “Lin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.” “Gimana?” Linda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam. Sejurus kemudian.. “Ok, Lin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir. “Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?” ”Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang.
Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku
lagi colai sambil liat BF…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja,
liat yang asli?”kilahku. “Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di
kamar dulu.” “Gak usah, disini aja,”sahutku. Perlahan, dibukanya
kemejanya…dan…ah payudara itu menyembul keluar. Payudara yang terbungkus
BH sexy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat
putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan
seperti apa isi BH merah itu. Seteah itu, diturunkannya zip celana
jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya
jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu
terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya.
Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku
bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya masih terbungkus
celana dalam mini berbahan satin, sewarna dengan Bhnya. Sepertinya, itu
adalah satu set BH dan CD. “Nih, aku udah buka baju. Dah, kamu terusin
lagi colinya. Aku duduk ya.”
Linda segera duduk, dan hendak
menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah. “Duduknya jangan gitu dong…”
“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes
Linda. “Nungging, gitu?” ”Ya kalo kamu mau nungging, bagus
banget,”sahutku. “Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya. “Kamu duduk biasa
aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat celana dalam sama
selangkanganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku. “Iya…iya…ni anak
rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja
protes dengan permintaanku. “Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya
sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar. “Yak sip.” Sahutku. “Aku
lanjut ya colinya.” Sambil memandangi tbuh Linda, aku terus mengocok
kontolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau
cepet-cepet ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau
terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Linda tidak menanggapi
omonganku. “Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus
menceracau. Linda menatapku dan tersenyum.
“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu
sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngaceng, Liiiiiinnn……” Linda
terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali
melirik ke arah kontolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan
lendir dari ujung lobangnya. “Pantatmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh
megang….uuuuhhhhh….apalagi kena kontolku….oouuufff…..pasti muncrat
aku….,”aku merintih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus
aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang. Linda masih tetap
diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya
seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana
dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Linda juga mulai
ternagsang dengan aktivitasku. Karena celana dalamnya berbahan satin dan
tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya.
Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan
yang satunya turun meraba paha dan selangkangannya. Tapi Linda nampak
ragu untuk melakukannya.
Mungkin karena ia belum pernah melakukan
ini dihadapan orang lain. Kupejamkan mataku, agar Linda tau bahwa aku
tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat,
aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Linda meremas
payudaranya dan owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan…
Astagaaa..!!! Puting itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah
melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, payudara Linda lebih bagus
dan kencang dibandingkan Agnes. Kulihat tangan kiri Linda memilin-milin
putingnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam celana
dalamnya. “Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suaranya mendesis seolah
menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan
pada kontolku sambil menikmati rintihan-rintihan Linda. Tiba-tiba aku
merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa kontol dan tanganku.
Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat. “Aku nggak
tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Linda sambil membelai kontolku
dengan tangannya yang lembut.
My gosh…perlahan impin dan obsesiku
menjadi kenyataan. kontolku dibelai dan dikocok dengan tangan Linda yang
putih mulus. Aku mendesis dan membelai rambut Linda. Kemudian secara
spontan Linda menjilat kontolku yang sudah bene-bener sewarna kepiting
rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi
sangat kunantikan…akhirnya kontolku masuk ke mulutnya. Ya, kontolku
dihisap Linda. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar
cunilingis. Tak tahan dengan perlakuan sepiha Linda, kutarik pinggulnya
dan buru-buru kulepaskan Cdnya. “Kamu mau ngapain, Ndrew?” Linda protes
sambil menghentikan hisapannya. Aku tidak menjawab, jariku sibuk
mengusap dan meremas pantat putih nan montok, yang selama ini hanya
menjadi khayalanku. “Ohh..Lin…boleh ya aku megang pantat sama memek
kamu?”pintaku. “Terserah…yang penting kamu puas.” Segera kuremas-remas
pantat Linda yang montok. Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa
berkhayal, sekarang, tubuh Linda terpampang dihadapanku. Puas dengan
pantatnya, kuarahkan jariku turun ke anus dan vaginanya.
Linda merintih menahan rasa nikmat
akibat usapan jariku. “Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku
menceracau menikmati jilatan lidah dan hangatnya mulut Linda saat
mengenyot kontolku. Betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya
yang merah menyapu lembut kepala dan batang kelelakianku. Hingga
akhirnya…. “Liiinn….bibir kamu lembut banget
sayaaaannggg….aku…kach…aku…” “Keluarin sayang…kontol kamu udah berdenyut
tuh….udah mau muncrat yaaa….”
“I…iiy…iiyyaaa….Liiiiinnnnnnnnn….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”
Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku.
Crottt…..crooottt….crooootttt… Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka,
bibir dan dada Linda. Tanganhalus Linda tak berhenti mengocok batang
kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan
Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini aku muncratin
pejuhku di bibir dan muka Linda. “Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka
sama dada kamu kenas permaku?” Linda menggeleng dengan pandangan sayu.
Tangannya masih tetap memainkan kontolku yang sedikit melemas.
“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto
orang selain suami kamu?” “Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus
terang, bau sperma kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur
ya?” tanya Linda. “Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen sperma aku.”
“Aihhh….” Linda terpekik. “Indah mau nelen sperma?” Aku mengangguk.
“Keapa Lin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh di
muka sama dada kamu. Coba aja rasanya,”sahutku. “Mmmm…ccppp…ssllrppp….”
terdengar lidah dan bibir Linda mengecap spermaku. Dengan jarinya yang
lentik, disapunya spermaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian
dijilatnyajarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam
tubuhnya… “Iya, Ndrew, sperma kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas
nelen sperma kamu…” ”Mau lagi….?” “Ih…kamu tuch ya…masih kurang,
Ndrew?” “Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Lin.” Sahutku…”Tuh,
liat…bangun lagi kan?” “Dasar kamu ya….” ”Benerkamu gak mau spermaku ?
Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit
dari kursi.
“Mau sih…Cuma takut kalo Indah
dateng…gimana donk….”Linda merajuk. Perlahan kuhampiri Lida, kuminta dia
duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat mengangkang. Kulihat
meqinya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan
jariku. “Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih horny dong…”tanyaku.
“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku
udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….”Linda memekik saat lidahku menari
diujung klitorisnya. “Ndrewwww…kamu gilaaa yaaa…”bisiknya samil
menjambak rambutku. Kumainkan lidahku dikelentitnya yang udah
membengkak. Jari ku menguak bibir vagina Linda yang semakin membengkak.
Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya. Akibatnya luar biasa.
Linda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan
birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak
kusia-siakan. Kusedot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh
dari vaginanya. Ya…aroma vagina Linda lain dengan aroma vagina istriku.
Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri saat
kuhirup aroma kewanitaan Linda.
“C’mon..Ndrew…I can’t
stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….” Aku paham,
gerakan pantt Linda makin liar. Makin kencang. Kurasakan pula meqinya
mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku. “Ting…tong…”bel
rumahku berbunyi. “Mas…..mas Andrew….”suara wanita didepan memanggil
namaku. Sontak kulepaskan jilatanku. Linda memandang wajahku dengan
wajah pucat. Aku pun memandang wajahnya dengan jantung berdebar.
“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”Linda bertanya “Wah..mau ngapain dia
kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Lin, kamu masuk kamarku
dulu deh…cepetan…” Segera Linda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin
sekalian membersihkan tubuhnya karena dikamarku ada kamar mandi. Aku tau
ada sebersit ekspresi kecewa di wajahnya, karena Linda hampir
meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya
sekaligus sahabat istriku. Setelah kupakai kaos dan celana yang kuambil
dari lemari dan cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka
pintu. “Halo, mas….’Pa kabar..?” sahut Rika begitu melihatku membuka
pintu.
“Baik, dik. Ayo masuk dulu. Tumben nih
pagi-pagi, kayaknya ada yang penting?” tanyaku seraya mengajak Rika
menuju ruang tengah. Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya.
Bagaimana tidak? Kaos ketat menempel dibadannya, dipadukan dengan celana
spandex ketat berwarna putih. Aku melihat lipatan cameltoe di
selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tidak ada bulu jembutnya,
dan saat aku berjalan dibelakangnya, tak kulihat garis celana dalam
mebayang di spandexnya. Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake
G-string, pikirku. Kami berdua segera menuju ruang tengah. Untung saja,
film bokep yang aku setel udah selesai, jadi Rika nggak sempat melihat
film apa yang tengah aku setel. “Ini lho mas, aku mau anter oleh-oleh.
Kan kemarin aku baru dateng dari Jepang. Nah, ini aku bawain ….sedikit
bawaan lah, buat kamu sama Indah. Itung-itung membagi kesenangan.”
“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget” “Ah, biasa aja lageee..hehehe”
Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, karena memang sudah beberapa bulan
Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini adalah salah satu sahabat
istriku, selain Linda.
Diam-diam, akupun juga terobsesi dapat
menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang mungil. Tinggi badannya
nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. Warna
kulitnya putih, tapi cenderung kemerahan. Hmm..aku sering berkhayal lagi
ngent*tin Rika, sambil aku gendong dan aku rajam memeknya dengan
kontolku. Pasti dia merintih-rintih menikmati hujaman kontolku…
“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika. “Eh…ah…anu…enggak.
Cuma lagi mikir, kapan ya gw bisa jalan-jalan sama kamu…” Eits..kok
ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh… “Alaaa..mikirin
jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku dengan pandangan
menyelidik. Mati aku…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong
kalo aku melototin selangkangannya. Wah…. “Ya udah, mas. Aku pamit
dulu, abis Indah pergi. Lagian,dari tadi kamu ngeliatin melulu. Ngeri
aku…ntar diperkosa sama kamu deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.
Aku Cuma tersenyum. “Ya udah, kalo kamu mau pamit. Aku gak bisa
ngelarang.” “Aku numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di
sebelah kamarku. “Iya.”
Tepat saat Rika masuk kamar mandi,
sambil berjingkat Linda keluar dari kamarku. Aku terkejut, dan segera
menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Linda
ketinggalan di kursi yang tadi didudukinya waktu sedang aku jilat
memeknya. Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan dia udah
liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah…
“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik. Linda
mengangguk, segera menyambar Cdnya dan… “Ceklek….!” Pintu kamar mandi
terbuka, dan saat Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Linda
berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum
sempat dipakainya. Ditambah keadaan Linda yang hanya memaki kaos, tetapi
dibawah tidak memakai celana jeansnya. Akupun terkejut, dan berdiri
terpaku. Hatiku berdebar, tak tahu apa yang harus kuperbuat atau
kuucapkan. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan tak
terelakkan. Kepalaku terasa pening. “Linda…? Kamu lagi ngapain?” Rika
bertanya dengan wajah bingung campur kaget.
“Eh…anu…ini lho…”kudengar Linda
gelagapan menjawab pertanyaan Rika. “Kok kamu megang celana dalem?
Setengah telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…aku tau…pasti kamu berdua
lagi berbuat yaaa…?” “Enggak Rik. Ngaco kamu, orang Linda lagi numpang
dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri. “Trus, kalo emang numpang
dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah
gitu telanjang juga..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak. “Sini liat.”
Rika menghampiri Linda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang
Linda, tanpa perlawanan dari Linda. “Kok basah…?”Rika mengerutkan
keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?” ”udah deh,
Rik…emang bener, aku lagi mau ML sama Linda. Belum sempet aku ent*t,
sih. Baru aku jilat-jilat memeknya, keburu kamu dateng.” Aku menyerah
dan memilih menjelaskan apa yang barusan aku lakukan. “Kamu tuh ya…udah
punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek juga sama aja, gatel
ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua dengan wajah
merah padam.
“Terserah kamu lah…kamu mau laporin aku
sama Linda ke polisi…silakan. Mau laporin ke Indah…terserah….”ucapku
pasrah. “Hmm…kalo aku laporin ke Indah…kasian dia. Nanti dia kaget.Kalo
ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yang hendak
dilakukannya. “Gini aja mas. Aku gak laporin ke mana-mana. Tapi ada
syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku. “Apa syaratnya, Rik?”
“Nggak berat kok. Gampang banget dan mudah.” “Iya, apaan syaratnya?”
Linda ikut bertanya “Terusin apa yang kamu berdua tadi lakuin. Aku duduk
disini, nonton. Bagaimana?” “WHAT?” aku dan Linda berteriak bebarengan.
“Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ML?” “Ya terserah kamu.Mau
pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan. Aku dan Linda
saling berpandangan. Kuhampiri Linda, kubelai tangan dan rambutnya.
Linda seolah memahami dan menyetujui syarat yang diajukan Rika. Segera
saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang
sekel. Linda segera membuka kaosnya. Sambil terus berciuman dan meremas
pantatnya, kubimbing Linda menuju sofa.
Kurebahkan ia disana, dan dengan cekatan
dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga aku sekarang telanjang bulat
di hadapan Linda dan Rika. Aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan
kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya kontolku. Aku
tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan dan mengocok-ngocok
kontolku, seolah hendak memamerkan kejantananku. “Ayo, ndrew…cepetan
deh…udah gak tahan, honey…”Linda merintih. “Biarin aja si Rika…paling
dia juga udah basah.” “Enak aja kamu bilang.”sergah Rika. “Udah buruan,
aku pengen liat kayak apa sih kalian kalo ML.” Aku menatap mata Linda
yang mulai sayu dan tersenyum. Setelah melepas seluruh pakaiannya,
sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. Tak sabar, segera kusosor
memek Linda yang sangat becek oleh lendir birahinya.
“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”L inda menjerit dan
mengerang menerima serangan lidahku. Pantatnya tersentak keatas,
mengikuti irama permainan lidahku. Hmmm…nikmat sekali. memeknya berbau
segar, tanda bahwa memek ini sangat terawat.
Dan yang membutku girang adalah lendir
memeknya yang meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan
pinggulnya. “Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg..
akh…akh…akkkkkuu…”Linda terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal,
seolah ada sesuatu yang mendesaknya. ‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….” “Keluarin
sayang….keluarin yang banyak…..”aku berbisik sambil jari tengahku terus
mengocok memeknya, dan jempolku menggesek itilnya yang sudah sangat
keras. Baik itil maupun memek Linda sudah benar-benar berwarna merah,
sangat basah akibat lendirnya yang meleleh, hingga membasahi belahan
pantat dan sofa. Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan
lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Linda menegang, tangannya menjambak
rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang
menegang. Aku merasakan memeknya berdenyut, dan ada lelehan cairan
hangat menerpa bibirku. “ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Lin da
menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan
kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.
Tak kusia-siakan lendir yang meleleh
itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, aku tidak mau membuang
lendir kenikmatan Linda. Sedotanku pada memeknya membuat guncanganLinda
makin keras…dan akhirnya Linda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya
kaku dan gemetaran. “Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sambil
gemetaran. “Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan
kkk…kamu…” Kulihat Linda tersenyum dengan wajah puas. Segera kuarahkan
bibrku melumat putingnya yang keras dan kemerahan. Meskipun sudah
melahirkan dan menyusui dua anak, payudara Linda sangat terawat,
kencang. Dan putingnya masih berwwarna kemerahan. Siapa lelaki yang
tahan melihat warna putting seperti itu, apalgi sekarang puting merah
itu benar-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan
menggapai orgasme. “Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang
saat kuserbu putingnya. Aku tidak mempedulikan rintihannya. Kulumat
putingnya dengan ganas sehingga badan Linda mulai mengejang lagi.
“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus
sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhh hh……”
Tanpa aba-aba, segera kusorongkan
kontolku yang memang sudah mengeras seperti kayu ke memek Linda.
Blessss……. “Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”p antat Linda
tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya kontolku di mekinya.
Kutekan kontolku makin dalam dan kuhentikan sejenak disana. Terasa
sekali memek Linda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek. “Ayo,
nDrew…..gocek kontol kamuh….akk….kkuuuu….udah
mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon. Segera kugocek
kontolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk ….” suar
gesekan kontolku dengan memek Linda yang sudah basah kuyup nyaring
terdengar. Tak lupa kulumat bibirnya yang ranum, dan tanganku
menggerayang memilin menikmati payudara dan putingnya. Sesaat kemudian
kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat
mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.
“AN…DREEEWWWW…….OOOOGGGHHHH…>AAAKKKKKKKKKK KK….” Linda menjerit keras
dan sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di kontolku
denyutan memek Linda…sangat kuat.
Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit
dan memaksa spermaku untuk segera mengguyur menyiram memenya yang luar
biasa becek. Makin kuat kocokan kontolku didalam memek Linda, makin
kencang pula pelukannya. Nafas Linda tertahan, seolah tidka ingin
kehilangan moment-moment indah menggapai puncak kenikmatan. Karena
denyutan memek Linda yang membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena
uyuran lendir memeknya, aku pun tak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya
yangmemandang wajahku dengan mata sayu namun tersirat kepuasan yang maat
sangat. “Ayo nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemekku….”Linda
memohon. “Kamu gak papa aku tumpahin pejuh di rahim kamu?”tanyaku sambil
terengah-engah. “No problem honey…aku safe kok….”sahut Linda. “C’mon
honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”
LIN……LINDAAAA…..LINDAAAAAAAA….ARGGGGGGHHHHH…”aku merasakan pejuhku
mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Linda juga mengencangkan otot
memeknya, berharap agar aku cepet muncrat. AAACCHHHHHHH………..”
Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooottttt..jrrrro ooooottttt…..
tak kurang dari tujuh kali semprotan
pejuhku. Banyak sekali pejuh yang kusemprotkan ke rahim Linda,
sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-dalam kontolku, hingga
terasa kepalaku speerti memasuki liang kedua.Ah….ternyata kontolku bisa
menembus mulut rahimnya. Berarti pejuhku langsung menggempur rahimnya.
Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Linda
merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Linda.
Setelah beristirahat sejenak dengan menancapkan kontolku dalam-dalam,
secara mendadak kucabu kontolku.“Plllookkkkk….” Kupandangi memek Linda
yang masih membengkak dan merah denganlubang menganga. Linda segera
mengubah posisi duduknya dan…ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja
jemari Linda meraih dan mengorek bibir memeknya, menjaga agar pejuhku
tidak tumpah kesofa. Akibatnya, telapak tangan Linda belepotan penuh
dengan pejuhku yang telah bercampur lendir memeknya. Dengan pejuh di
telapak tangan kanannya, Linda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek
memekny untuk membersihkan memeknya dari sisa pejuhku.
“Brani kam telen lagi?” tantangku.
“Idih…syapa takut….”Linda balas menantangku. “Nih liat ya….”
Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…
“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Linda nampak puas menikmati pejuh
ditangannya. “Hari ini kenyang sekali aku…sarapan pejuh kamu
duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli. “Tuh…masih ada sisanya ditangan.
Mbelum bersih.” Sahutku. “Tenang, nDrew..sisanya buat…ini.” Sambil
berkata begitu, Linda mengambil sebagian pejuhku dan mengusapkannya
diwajahnya. “Bagus lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Linda sambil
mengerling genit. “Astagaaaa….kamu tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku
terkejut. “Kenapa…? Kaget ya?” “Diem-diem, muka alim..tapi kalo urusan
birahi liar juga ya..” “Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok
ditolak.” ”Tau gitu tadi aku semprot di uka kamu aja ya..” sesalku “Iya
juga sih..sebenernya aku pengen kamu semprot. Cuman aku dah gak bisa
ngomong lagi…nahan enak sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh
kamu di memekku.” Linda tersenyum “Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat
tuh…jailin yuk…..”ajak Linda
Ya ampuuunnnn…aku lupa bahwa aktivitasku
tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yang ternyata tanpa kami
sadari tengah beraktivitas sendiri. Tangannya menggosok-nggosok
sapndexnya, yang mulai membasah. Kulihat lekukan cameltoenya makinbesar,
lebih besar dari yang kulihat diruang tamu. Pertanda bahwa Rika juga
telah dilanda birahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar