“Nes, kamu bisa mijit, badanku pegel2 nih”, pinta mas Bayu. “Bisa
mas dikit2 tapi ya tidak seahli tukang pijit beneran”, jawabku. “Emangnya ada
tukang pijit boongan”, goda mas Bayu sambil mengajakku masuk kamarnya. Aku jadi
menebak2 mas Bayu pengen dipijit atau mijit aku nih, tapi kuturuti ajakannya
masuk kamarnya. Mas Bayu berbaring telungkup di ranjang dan aku mulai memijit
kakinya, mulai dari telapak kaki sampai ke paha. Otot kaki dan pahanya keras,
artinya mas Bayu cukup sering berolahraga. “Mas suka olahraga ya, ototnya
kenceng gini”, kataku. “Iya Nes,
suka fitnes, mau ikutan?” tanyanya. “Boleh, kapan mas Bayu fitnes,
Ines ikutan ya”, jawabku. Aku sengaja memijat bagian paha sebelah dalam,
sekalian untuk ngetes mas Bayu punya udang dibalik bakwan gak. “ Aduh Nes enak
tapi geli,” katanya setiap kali kusentuh paha sebelah dalam. Dia mengangkangkan
pahanya dan sesekali kusenggol selangkangannya, terasa ada sesuatu yang keras
didalamnya. Rupanya dia udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan beralih ke
pantat dan
punggungnya.
Bagian ini masih tertutup celana pendek dan kaosnya.
“Mas enaknya kaosnya dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas”, kataku dan dia
langsung melepas kaosnya dan kembali telungkup. Punggungnya juga berotot.
Pijatanku mulai dari bagian bahu. Aku mengambil posisi mengangkangi badannya.
Setelah bahu dan punggung, kini pijatanku mengarah ke bongkahan pantatnya.
Mulanya aku memijat dari luar celananya, tapi gak bisa tuntas. “Mas, celananya
mengganggu nih”, kataku. “Dilepas aja ya Nes”, jawabnya sambil langsung melepas
celana pendeknya. Sekelebat tampak k ontolnya menonjol sekali dibalik cdnya,
kelihatannya besar dan
panjang dan sudah keras sekali. Dia kembali menelungkup. Pijatan
mulai mengeksploitir bagian pantat dan pangkal paha. Jariku memijit belahan
pantatnya dan hampir menyentuh biji pelernya. Mas Bayu sepertinya tidak perduli
dengan jamahanku,. Selesai dengan pantatnya, aku minta dia telentang. Benar
penglihatanku, k ontolnya besar dan panjang sampai kepalanya nongol dari bagian
atas cdnya. “Ih mas Bayu, ngaceng ya”, katm manja sambil menduduki k ontolnya.
Terasa sekali
k ontol itu mengganjal pantatku. Aku mulai lagi dari bahu, untuk
melemaskan bagian itu. Perlahan-lahan lalu turun ke bawah kedadanya. Dia hanya
tersenyum saja memandangi wajahku. “Kamu cantik sekali Nes”, katanya merayu,
sepertinya dia sudah tidak bisa mengendalikan napsunya. Aku sengaja menggeser2
pantatku di k ontolnya. Pentilnya tampak mengeras, dan sesekali kupilin. Aku
minta dia menarik nafas ketika kupilin pentilnya lalu pelan-pelan
menghembuskannya. “Nes”, lenguhnya. “Kenapa mas, sakit ya pijitan Ines”.
“Enggak sakit kok Nes, merinding semua badanku”.
Setelah puas memlintir pentilnya aku mulai turun ke perut.
Perutnya kencang dan tidak berlemak, kepala k ontolnya yang nongol dari atas
cdnya seakan mengundangku untuk meremasnya. Aku juga terangsang melihatnya. Aku
lalu menekan bagian bawah perutnya untuk kosorong keatas. Dari perut aku mulai
menelusur bawah sampai menyentuh kepala k ontolnya. Dia memejamkan mata
sementara aku terus memijit lembut dipangkal paha sampai
keselangkangannya sambil sesekali menyenggol k ontolnya dengan menggosokkan
punggung tangannya kek ontolnya. “Nes, kamu udah sering ngeliat k ontol ya”,
katanya to the point. Aku kaget juga atas pertanyaannya. “Belum mas, baru
pertama kali ini, besar ya”, kataku berbohong. “Kalau mau liat, turunin aja cd
ku”, katanya lagi. Perlahan jari kuselipkan di karet cdnya dan menurunkan cdnya
perlahan2 sampai lepas. Nongollah
k ontolnya yang berdiri tegak, besar dan panjang dengan bulu
rambut yang lebat bersambung sampai kepusar dan dada. “Pegang” katanya singkat
dan akupun menuruti sambil mengusap pelan-pelan. Tangannya mulai berkeliaran,
membuka baju kaosku, bra kemudian celana pendek gombrangku. Tinggal CDku yang
belum kulepas. Aku dibaringkannya dan kemudian dia melumat bibirku, dan terus
menjilat sampai ke toketku yang besar dengan pentil yang merah coklat. Saat dia
mengulum toketku, aku mulai menggelinjang apalagi jarinya mulai menerobos CDku
dan dengan
lembut menggosok bibir n onokku. Aku bergetar sambil berdengus
pendek “Uh..uuh..uuhh..”. CDku kemudian dilorotkan dan dibukanya pahaku
lebar-lebar. Dia tertegun melihat bibir n onokku yang tipis memerah yang
diselimuti jembut yang lebat. “Nes, jembut kamu lebat sekali ya. Pasti napsu
kamu besar ya. Kamu pernah nge ntot Nes”, tanyanya. Aku diem saja karena sudah
sangat terangsang akibat jilatannya diselangkangku. “Mas”, aku mendesah ketika
lidahnya mulai
beroperasi ketengah-tengah n onoknya. Gerakan refleksku menarik
paha keatas dan posisi yang kian membuka menambah leluasa lidahnya bekerja
lebih dalam ken onoknya. Cairan n onokku mulai tumpah membuat dia tambah ganas,
dan mulai menyedot keras i tilku. Ujung lidahnya bermain lincah, dalam,
menelusuri menggesek permukaan dalam n onokku membuat aku tambah bergetar
menahan rangsangan kenikmatan. “Uh..uuhh..uuuhhh..” eranganku tambah keras dan
pahaku menjepit keras kepalanya dengan kaki yang melingkar kepunggungnya. Dia
memutar tubuhnya
pelan sambil terus menyedot n onokku. Posisi 69, aku disuruhnya
mengulum kepala k ontolnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain diantara
belahan kepala k ontolnya. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai
“maas…uuuuhhhh..”, badanku menggelinjang hebat sambil mengerang keras dengan suara
tertahan karena kepala k ontolnya masih terbenam dalam mulutku. Aku dah nyampe
dan kulepaskan k ontolnya dari mulutku.
Mas Bayu masih telentang dengan k ontolnya masih tegak karena
belum tuntas. Dia menyuruhku naik keatas perutnya. “Mas, Ines belum pernah”,
kataku berbohong lagi. “Ayo aku ajarin”, jawabnya. Dia berbaring dengan bantal
3 susun dipunggung dan kepalanya sambil menyuruh aku duduk diatas k ontolnya
yang sengaja diposisikan kearah pusar. Aku duduk mengangkang dengan bibir n
onok menempel dik ontolnya, aku mulai menggerakan pantatnya maju mundur
perlahan. “Ah..nikmatnya Nes, aku masukin ya..”gumamnya sambil menahan
kenikmatan karena goyangan pantatku. Beberapa saat kurasa cairan n onokku mulai
mengalir membasahi k ontolnya, aku makin terangsang. Gesekanku makin menggila
membuat aku tersentak-sentak saking nikmatnya. Dia mulai meremas2 toketku yang
montok. “Isap ..mas” dan dia melengkungkan badannya berusaha mengulum toketku.
“Uuuhhh..uuuuhhh.., terussss maas…”pintaku sambil bertambah cepat menggesek n
onokku kek ontolnya. Lebih dari 15 menit kemudian aku mengerang tersendat
kenikmatan. Dia tau aku akan nyampe lagi, “Ayo putar badanmu” dan secepatnya
aku berbalik dengan n onokku menantang didepan mulutnya. Dia menarik pantatku
dan lagi-lagi disedotnya bibir
n onokku sambil sesekali lidahnya dijulurkan mengilik i tilku. k
ontolnya Ttrbenam lebih dari separuh dimulutku, kepalaku turun naik mengocok k
ontolnya dalam mulutku. Erangan tertahan dan desahan kenikmatan mengiringi
puncak permainan. Tiba-tiba aku menekan pantatku kuat-kuat kemulutnya sambil
mendesah panjang dengan k ontolnya dimulutku …”Maas..ooohh”. Diapun demikian,
dikepitnya kepalaku dengan kakinya …dan …creet..creet..creeettt… pejunya
ngecret semuanya
dimulutku. “Mas, belum dimasukin udah nikmat gini ya, apalagi kalo
dimasukin”, desahku. “Kamu mau dimasukin Nes, udah pernah belon, kayanya sih
udah ya”, jawabnya. “Sama siapa Nes, tapi itu gak penting deh, gak usah
dijawab”, katanya lagi. “Yang penting malem ini kita berbagi kenikmatan ya”. “Mas
Ines laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar
mandi, kita saling menyabuni. k ontolnya ngaceng lagi, kukocok2 k ontolnya
pelan2. “Mas k ontolnya besar banget sih”. “Pernah ngerasain yang besar begini
Nes”. “Belum, yang kecil juga belum kok”. Sepertinya dia tau bahwa aku kembali
berbohong tapi dia tidak menanyakan lebih lanjut. Selesai mandi, aku memakai
pakaianku kembali dan pulang dulu kerumahku untuk ganti pakaian dulu. Aku
memakai kaos ellipsoidal merah dengan celana gombrang khaki. Kemudian aku pergi
dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam.
Selesai makan malam, kita kembali kerumahnya lagi. Mas Bayu
memutar blur biru. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk
berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di blur itu membuat aku mulai
bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum
bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke
toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan
pentilku.
“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan
menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan
kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian.
Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh
dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku
menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan
menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah
menyelip kedalam cdku sampai
menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal ambition
belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa
mencapai belahan n onoknya. n onokku sudah basah, sehingga jari tengahnya
dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan i tilku yang sudah mengeras. Dia
lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari
tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Ines, mas, semuanya”,
pintaku. Segera dia mengangkat
kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah
dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku
mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria,
segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya. k ontol besarnya sudah
tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku
menunduk mengulum kepala k ontolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku
menduduki k ontolnya yang lagi-lagi melipat kearah pusar dengan posisi
membelakangidia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku
untuk menggesekkan n onokku ke k ontolnya. Tangannya dari belakang mulai
beraksi memijit-mijit toketku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak
henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan
keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan k ontolnya
lepas dari jepitan bibir n onokku. k ontolnya yang agak terangkat sudah
berhadapan dengan bibir
n onokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh k
ontolnya yang tegang keras itu amblas kedalam n onokku. “Maas”, seruku. “Kenapa
Nes, sakit”, tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi
nikmat banget. Sesek rasanya n onokku kemasukan k ontolnya yang besar banget
itu. n onokku berdenyut mencengkeram k ontolnya, giliran dia yang mendesis,
“Nes, nikmat banget n onokmu, bisa ngemut k ontolku”. Dia membalikkan badanku
dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum
bibirku sambil
menggeser badannya keatas. Dengan pelan ditusukkannya k ontolnya
ken onokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala k ontolnya mulai memaksa
menerobos masuk keliang n onokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya k
ontolnya pelan sehingga kian dalam memasuki n onokku. Pelan tapi pasti dan
akhirnya kurasakan seluruh n onokku penuh terisi k ontolnya. n onokku yang
sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Nes, sudah basah gini masih
sempit aja n onokmu,
nikmat banget deh, backbone terasa banget empotannya. Terus
diempot ya Nes”. Dihunjamkannya lagi k ontolnya, walau terasa sangat sesak tapi
nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya
sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak.
Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit,
membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Ines
mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya.
Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook”
karena begitu banyak cairan yang mengalir dari n onokku. Dia kemudian mengganti
posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran daybed dengan posisi pantat sedikit
terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala k ontolnya ke bibir n onoknya
beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika
kepala k ontolnya
mulai menekan dan menerobos masuk ke liang n onokku. Baru setengah
k ontolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian dia
mulai mengocok k ontolnya keluar masuk n onokku. Aku kembali mengelinjang,
menahan enjotan pantatnya. Terasa k ontolnya makin keras dan kepalanya makin
membesar karena gesekan di dinding n onokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena
dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya
keluar sehingga hanya sebagian k ontolnya yang masih terbenam lalu
disentakkannya
cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku
hingga semua k ontolnya tertanam dalam n onokku, lalu dibuatnya gerakan
memutar. Otomatis kepala k ontolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding n
onokku. “uaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati
putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan…
“uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20
menit kami
berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan
erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe. Aku
ditelantangkan diatas daybed dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan
bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir n onok ku
sedikit membuka setelah disodok k ontolnya sejak tadi. Kini dia mulai
membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan
kanannya menuntun k ontolnya kearah bibir
n onokku. “Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala k ontolnya mulai
menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh k ontolnya disodok masuk dan
mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat.
“Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala
sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat. Dia
terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak.
“Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku
ikut membelitnya. “Tahan dikit Nes..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat
sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit
punggungnya, mengiringi
puncak kenikmatankua. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia
menyodok keras k ontolnya ke n onokku diimbangi dengan goyangan kencang
pantatku yang berusaha mengapung keatas, Otot-otot bibir n onokku serasa
berdenyut-denyut seperti meremas-remas k ontolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret
didalem n onokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua
sama-sama nyampe. “Oh Nes, puas sekali nge ntot denganmu..!” desahnya. “Kamu
udah pengalaman ya Nes, ngeladenin lelaki”. Kami masih berpelukan sebentar
dengan k ontolnya masih terbenam di n onokku, berciuman.
“Gimana rasanya Nes?.” tanyanya saat berdua dikamar mandi.
“Mmmm..enak banget mas, k ontol mas kerasa sekali ngegesek n onok Ines, besar
soalnya sampe n onok Ines sesek jadinya” jawabku sambil tersenyum. Kami saling
membersihkan diri. Mas Bayu meremes2 toketku dan menggosok pelan n onokku,
sedang aku mengocok2 k ontolnya yang sudah melemas. Selesai mandi, kami
meneruskan nonton blur BF yang tadi distop karena sudah pengen maen, sambil
berbaring di karpet ruang tengah dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengocok2 k
ontolnya dengan cepat dan
keras, sebentar saja sudah ngaceng lagi. “Mas kuat banget ya, baru
ngecret udah ngaceng lagi”, kataku. “Abis dikocok sama kamu sih, mau lagi ya
Nes”. “Iya mas, Ines kepingin disodok k ontol mas lagi”. Ketika mengocok2 k
ontolnya aku terangsang juga, n onokku sudah basah lagi, apalagi ketika ngocok
k ontolnya, mas Bayu ngitik2 i tilku. Dia telentang dan aku menaiki tubuhnya.
Dengan posisi setengah merayap, aku menjilati mulai dari bawah k ontolnya
keatas, berputar sejenak di
celah kepala k ontolnya kemudian mulai dengan mengulum lembut
sambil mulutku turun naik mengocok k ontolnya. “Ooohhhh…ooouuuhhh”, gilirannya
bergumam tidak jelas. Puas mengocok k ontolnya dengan mulutku, aku langsung
duduk diatas perutnya dan kuarahkan k ontolnya kebibir n onokku yang sudah
basah. “Aaaahhhh…!” desahku sambil mencengkeram dadanya ketika k ontolnya
amblas kedalam liang n onokku dengan mulus. Kocokan demi kocokan dipadu
goyangan pantatku membuat kami berdua sama-sama merem melek dengan desahan-
desahan panjang berulang-ulang. Dengan k ontol yang masih menancap
ketat pada n onokku, dia memintaku menurunkan badanku kebelakang sambil kedua
tanganku bertopang kebelakang, dia menyodokkan pantatnya kedepan. Luar biasa…k
ontolnya seolah-olah tertarik kalau pantatnya bergerak kebelakang dan seperti
mau patah bila ia menyodok kedepan, terjepit rapat diantara bibir n onokku.
Dengan kepala mendongak kebelakang kadang terangkat, aku makin gila menggoyang
pantatku, “Uuuhhh…ngghhh..!”erangku tidak jelas. Cairan pelicin n onokku
meleleh hangat sampai kebawah k ontolnya. “Hhuuu….huuuu…huuuuuu!” aku kian
ganas dan seketika merubah gayaku, duduk diatas pangkal pahanya dengan k ontol
tetap tertancap din onokku, hanya pantatku saja yang bergerak maju mundur
dengan cepat. k ontolnya terasa berdenyut-denyut dicengkeram bibir n onokku.
Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari permainan ini. “Maas….ngghhh..!”
aku sudah mendekati puncaknya. “Remes toketku…mas!” pintaku sambil menarik
tangannya.
Diremasnya toketku, kian kuat remasannya makin kuat sentakan
pantatku dibarengi dengusan napasku yang memburu. “Aaaaaaahhhhhh..!” aku
menyentak dengan histeris beberapa saat dan kemudian terdiam, roboh keatas
badannya dengan jari tanganku mencengkeram kuat kedadanya menimbulkan merah
goresan kuku yang panjang.
“Nikmat ya Nes”, katanya tersenyum melihat badanku yang terkulai
lemas menindih tubuhnya. “Aku akan membuatmu lebih puas, sayang!”. “Ines
capek…tapi..mas belum ngecret ya.!? kataku seraya beringsut turun dari atas
badannya dan telentang pasrah. Mas Bayu mengambil handuk basah dan me lap bibir
n onokku dengan lembut. Aku tersenyum sambil mengepitkan pahaku. Gantian aku
membersihkan k ontolnya yang tetap ngacung dengan keras. Dia memelukku dan
mulai menggeluti
tubuhku lagi. Bibirku dikulumnya dengan nafsu, turun kebawah
dijilatinya pentilku. Aku menggelinjang pelan, dia meneruskan permainannya
meraba bibir n onokku menyentuh i tilku dan digesek pelan. Kedua pahaku terbuka
lagi dan untuk kedua kalinya n onokku basah. Dia gak bisamenguasai nafsunya
lagi, dengan cepat berlutut diantara kedua pahaku dan mengatur posisi k
ontolnya tepat diatas lubang n onokku, merendahkan badannya dan bleeesssss….k
ontolnya langsung menerobos masuk liang n onokku. “Aaauuhhhh..!” aku melenguh
panjang ketika dia menekan kuat dan mulai memainkan pantatnya turun naik. Saat
serangan k ontolnya kian gencar,
mataku seakan tinggal putihnya kadang mendelik kadang terpejam
dengan desisan panjang pendek. Sepertinya dia pingin benar-benar puas menikmati
tubuhku setelah yakin walaupun badankua kecil imut-imut tapi punya kemampuan
ngesex sangat tinggi. Diangkatnya kaki kiriku kebahunya dan badanku dimiringkan
dengan kaki kanan tetap lurus. Liang n onokku seakan bertambah terbuka dengan
posisi demikian. Dengan setengah berlutut, dimasukannya k ontolnya dalam-dalam
keliang n onokku, dan dikocok keluar masuk dengan cepat. Uuhh..uuhh..uuhh..”
aku mendesis berulang-ulang menahan serangan k ontolnya. Tangan kananku dengan
gesit menggosok-gosok i tilku sambil k ontolnya tetap keluar masuk liang n
onokku, membuat aku menjadi cheat dan keblingsatan. Kedua bongkahan toket
kuremas-remas sendiri dan kepala sebentar-sebentar kuangkat dengan mulut kadang
ternganga lebar kadang mendesis tertahan. Puas mengocok dengan posisi demikian,
dia mengganti lagi posisi kami. Aku disuruhnya menelungkup dengan pantat
sedikit nungging keatas dan paha sedikit mengangkang membuat bibir n onokku
kelihatan merekah dan menantang. Dengan posisi jongkok digosok-gosokkannya
kepala k ontolnya mulai
dari pantat sampai kebibir n onokku, tanganku bergerak cepat
kebelakang memegang k ontolnya dan menuntun ketengah n onokku, “Ayo mas.”
Sambil memegang pantatku, dia mendorong masuk k ontolnya masuk keliang n
onokku. Dengan pelan kepala k ontolnya menerobos masuk. Begitu hampir setengah
masuk, disentakkannya agak kuat dan…”blessss’..hampir seluruh k ontolnya
tenggelam. “Haahh..!” aku menjerit tertahan dengan kepalaku terangkat. Dia
mendiamkan sekian
detik untuk merasakan denyutan n onokku mencengkeram k ontolnya,
baru kemudian dikocoknya maju mundur dengan pelan. Sembari mengocok, tangannya
merayap dari belakang menggapai toketku dan mulai meremasnya.
“Ooouuuhhh…oouuuhhh” aku mendesah berkali-kali ketika k ontolnya mulai
membabibuta keluar masuk liang n onokku. Punggungku kadang melengkung kebawah
kadang keatas dengan pantat bergoyang kiri kanan membuat dia keblingsatan dan
makin kencang menggempur n onokku. Cairan n onokku makin banyak mengalir
sampai-sampai turun membasahi biji pelernya. Aku merasakan kegelian dan
kenikmatan yang amat sangat seakan
menjalar keseluruh syaraf ditubuhku. “Ssshhh..sssshhhh..!” aku
mulai bergumam tak keruan mengiringi genjotannya yang tambah menggila. k
ontolnya terasa makin keras dan membesar, pertanda dia sudah mulai mencapai
puncak kenikmatan. Aku pun demikian kondisinya, badanku bergetar hebat dan
tanganku menggapai karuan kiri kanan mencengkeram bantal karpet.
“Huuuhhh…hhuuuhhhh..mas..!” aku bagai kesurupan. Dia mencabut k ontolnya dengan
tiba-tiba, bergerak duduk diatas karpet sambil bersandar dikaki daybed dengan
kaki menjulur lurus kedepan setengah terbuka. Aku disuruh duduk diatas
pangkuannya dan ..blesss..n onokku menelan semua
k ontolnya dan tanpa diminta aku langsung menggenjot cepat. Kami
berpelukan rapat, mulut saling berpagutan penuh nafsu, saling mengulum
sementara pantatku bergerak histeris memburu puncak kenikmatan yang kian dekat.
Aauuh maas …..aaaahhhhhhh…!” aku sudah hampir dipuncak surga dunia dan sesaat kemudian
dia mendorong badanku terlentang. Sekali lagi, dengan sigap dia merubah posisi,
tengkurap diatas tubuhku dan menggenjotkan k ontolnya sekuat-kuatnya ke n
onokku. Bibir kami kembali saling mengulum sambil berpelukan. Kaki dan tanganku
merangkul ketat badannya menahan hentakan-hentakan pantatnya yang
mendorong k ontolnya keluar masuk n onokku. Detik demi detik kami rangkuh
kenikmatan itu bersama-sama….sampai akhirnya, “Aaaahhhhhhhh….!” aku mengerang
panjang mencapai puncak dengan kuku jari tanganku menancap kuat kepunggungnya.
“Aaauuuhhhh….Nes !” dia mendesah panjang, ditekannya kuat-kuat berulangkali
pantatnya dengan cepat dan pada hunjaman terakhir….blesss….pangkal k ontolnya
dan bibir n onokku seakan jadi satu..dan sesaat
kemudian..creetttt..crreeetttt… pejunya berhamburan keras memenuhi liang n
onokku. “Ooohh..ooohhhh..!” aku menerima terjangannya yang terakhir berbarengan
semburan pejunya yang terasa hangat di n onokku. Sungguh nikmat rasanya.
Berkali-kali kami melakukan itu sebelum kepulangan istrinya.
Bahkan kami pernah melakukannya dalam mobilnya dipinggir jalan yang sepi
dimalam hari. Buat variasi, katanya.
numpang lapak broh
BalasHapusKaos Sablon